Memuat…
Aplikasi Tokoh Sejarah AI memungkinkan pengguna untuk mengobrol dengan berbagai tokoh dunia. Foto: NYT
JAKARTA – Aplikasi AI dikritik karena mampu membuat pengguna mengobrol dengan Yesus kepada tokoh-tokoh kontroversial dalam sejarah, termasuk Adolf Hitler. Tak heran, aplikasi AI bernama Tokoh Sejarah mendapat reaksi keras.
Tokoh Sejarah menggunakan teknologi kecerdasan buatan berbasis teks, mirip dengan ChatGPT . Bedanya, aplikasi tersebut bisa membuat penggunanya serasa sedang mengobrol dengan berbagai tokoh sejarah. Sebab, jawabannya disesuaikan dengan sudut pandang, juga pemikiran tokoh-tokoh tertentu.
Aplikasi tersebut diterima dengan sangat baik, bahkan menjadi yang terpopuler di Apple App Store dalam kategori Education.
“Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengobrol dengan orang-orang yang telah meninggal yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah dunia. Mulai dari penguasa dan filsuf zaman dahulu, hingga politisi dan seniman modern,” demikian uraian Tokoh Sejarah.
“Cukup pilih tokoh sejarah yang ingin Anda ajak mengobrol dan mulailah percakapan. Anda dapat belajar tentang kehidupan mereka, pekerjaan mereka, dan pengaruh mereka terhadap dunia dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.”
Ada lebih dari 20.000 kepribadian virtual, termasuk Plato, Putri Diana, Abraham Lincoln, dan Benjamin Franklin. Bahkan Yesus Kristus tersedia.
Untuk membuka kunci Adolf Hitler misalnya, pengguna harus membayar sebanyak 500 shilling. Juga beberapa karakter lain dibayar.
Tetapi keputusan untuk memasukkan diktator seperti Hitler dan arsitek Holocaust Heinrich Himmler adalah sebuah kesalahan. Netizen pun bereaksi. Mereka mengkritik bahwa aplikasi tersebut tidak aman untuk anak-anak atau sekolah.
BACA JUGA: Cara ganti wallpaper WhatsApp biar lebih keren!
Seseorang juga berbicara tentang saat dia mengobrol dengan bot obrolan AI Henry Ford, dan dapat mendiskusikan pandangan antisemit Ford. “Jelas hal semacam ini tidak pantas untuk sekolah,” tweet seorang pengguna.
Pembuat aplikasi, Sidhant Chadda, mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. “Jika saya mendeteksi jawaban yang seksis, antisemit, dan penuh kebencian, saya akan menghapusnya,” katanya.
(dan)