memuat…
CEO Google Sundar Pichai mengagumi headset Apple Vision Pro baru yang membuka kemungkinan komputasi baru. Foto: Reuters/Apple
JAKARTA – CEO Google Sundar Pichai sangat antusias dengan teknologi headset terbaru Apple, Vision Pro. Hal itu disampaikan Pichai dalam wawancara dengan Bloomberg. Menariknya, ini justru kebalikan dari Mark Zuckerberg yang menyebut headset Apple mahal.
Apple baru-baru ini mengumumkan headset Vision Pro Augmented Reality (AR) pertamanya. Kabarnya, pengembangan kacamata AR memakan waktu hampir 8 tahun.
Meski Apple belum memberikan detailnya, ada banyak spekulasi bahwa Vision Pro akan hadir dengan paket baterai terpisah dan dapat dikendalikan oleh mata, tangan, dan suara.
Untuk harga headset AR Vision Pro ini mulai dari USD 3.499 atau sekitar Rp 52 jutaan. Visio Pro sendiri diprediksi akan diluncurkan awal tahun depan di Amerika Serikat. Sementara untuk negara lainnya akan menyusul di akhir tahun.
Mengenai Apple Vision Pro, eksekutif senior raksasa teknologi Meta, Mark Zuckerberg, dikabarkan tidak terlalu terkesan. Sementara itu bos besar Twitter Elon Musk membagikan meme tentang Apple Vision Pro.
Nah, CEO Google Sundar Pichai sangat bersemangat dengan teknologi ini. “Saya benar-benar tidak pernah menggunakan atau melihatnya, tetapi kami selalu merasa bahwa komputasi akan berkembang melampaui kotak hitam. Kami akan memiliki pengalaman yang lebih imersif. Saya senang dengan potensi teknologinya,” ujar Pichai seperti dikutip dari gadgetsnow, Selasa (13/6/).
Sebaliknya, CEO Meta Mark Zuckerberg berbicara tentang headset AR Apple dalam pertemuan dengan karyawan meta. Terkait hal itu, Zuckerberg menyebut perangkat besutan Apple tersebut tidak menampilkan terobosan besar dalam teknologi yang belum ‘dieksplorasi’ oleh Meta.
Selain itu, Zuckerberg juga mengatakan bahwa perangkat tersebut bukanlah yang diinginkannya. Sebagai perbandingan, Mark mencontohkan hanya dengan USD 499 atau sekitar Rp. 7,4 juta, headset Meta Quest 3 akan datang lebih murah daripada Vision Pro.
Dengan faktor keterjangkauan tersebut, tentunya memberikan peluang bagi Meta untuk menjangkau basis pengguna yang lebih luas
secara luas, meskipun belum diketahui apa perbedaan antara teknologi headset Apple dan Meta.
Selain itu, Zuckerberg menjelaskan, Quest merupakan cara baru bagi masyarakat untuk berinteraksi dan merasa lebih dekat. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa setiap demo Vision Pro di WWDC, menunjukkan seseorang duduk sendirian di sofa. “Maksud saya, itu bisa menjadi visi masa depan komputasi, tapi ternyata bukan itu yang saya inginkan,” kata Zuckerberg.
(Dan)