Memuat…
Ketua Presidium ISKA Luky A Yusgiantoro dan General Secretary Ch Arie Sulistiono mempresentasikan catatan akhir untuk tahun 2022. Foto/SINDOnews
JAKARTA – Presidium Pusat Ikatan Cendekiawan Katolik Indonesia (ISKA) mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 dan pembentukan Perpu Cipta Kerja (Ciptaker) pada 2022. Dua hal ini menunjukkan optimisme Indonesia pada 2023.
Hal itu disampaikan Ketua Presidium ISKA Luky A Yusgiantoro dan Sekjen (Sekjen) Ch Arie Sulistiono saat menyampaikan catatan akhir tahun 2022. “Menjelang akhir tahun 2022, Pemerintah Indonesia membuat dua keputusan yang dianggap strategis untuk menghadapi krisis nasional dan situasi global,” kata Luky, Minggu (1/1/2023).
Dua keputusan penting diambil pemerintah yaitu menerbitkan Perpu Cipta Kerja (Ciptaker) untuk memberikan kepastian hukum dan menghindari celah hukum yang mengatur berbagai hal pokok terkait perizinan usaha, ruang lingkup usaha dan masalah ketenagakerjaan.
Baca juga: Perintah Jokowi Awal 2023: Mari Nyanyikan Harapan, Tantangan, dan Peluang Baru
Kedua, membatalkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan pembatalan PPKM merupakan langkah membuka larangan pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, meski tetap disertai dengan himbauan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. “Kedua kebijakan strategis ini untuk mempersiapkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang siap bersaing di era globalisasi serta menjaga kedaulatan dan kepentingannya,” ujarnya.
Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi simbol optimisme Indonesia menyongsong tahun 2023 sekaligus mempersiapkan langkah dan prasyarat menghadapi perjalanan ke depan bagi masyarakat Indonesia yang secara global diprediksi sulit dan suram. “Salah satunya adalah keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah G-20 yang melahirkan banyak investasi baru dan komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: Wapres: Rayakan 2023 dengan Optimisme dan Keyakinan
G-20 membuktikan bahwa di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina serta perang dagang antara China dan AS, Indonesia dapat menjadi negara yang mengedepankan perdamaian. Di sisi lain, di pelosok negeri ini masih terdapat catatan kelam kasus korupsi di masa pandemi, kasus kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang masih terjadi.
“Menghadapi tahun 2023 yang masih menghadapi tantangan besar terutama di bidang politik, ekonomi, energi, sosial budaya dan pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup, pemerintah perlu memantau resonansi keputusan G20 demi Indonesia dan negara. . wilayah regional. Dan justru menyuarakan kepentingan Indonesia ke kawasan dan global,” jelasnya.
Menurut Luky, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi Covid-19 di seluruh tanah air selama tiga tahun terakhir. “ISKA sebagai organisasi sosial berbasis intelektual-religius mendorong pemerintah Indonesia untuk memperkuat perannya sebagai salah satu pemain terpenting dalam kekuatan menengah global,” ujarnya.