memuat…
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, Islam yang berkemajuan telah menjadi identitas Muhammadiyah. Foto/Khusus
JAKARTA – Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir menegaskan bahwa Islam yang berkemajuan telah menjadi identitas Muhammadiyah. Hal tersebut disampaikan dalam Kajian Ramadhan di Aula FKIP Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (Uhamka), Jakarta Timur, Jumat 31 Maret 2023.
“Islam yang berkemajuan sudah menjadi identitas kami (Muhammadiyah),” ujarnya Haedar Nasir saat menjadi pembicara dalam acara yang dihadiri oleh 300 peserta tersebut.
Islam Progresif, katanya, merupakan kelanjutan dari gagasan Islam Progresif yang telah dibahas pada KTT Muhammadiyah ke-48 di Solo, Jawa Tengah tahun 2022, serta pada KTT ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta.
Menurut Haedar, secara historis, gagasan Islam berkemajuan diambil dari kata-kata KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang paling sering digunakan. Padahal, dari beberapa literasi menunjukkan istilah kemajuan.
Tujuan Organisasi Modern
Patung Muhammadiyah, misalnya, menulis bahwa tujuan organisasi modernis ini adalah untuk memajukan Islam.
“Tercatat dalam sejarah, Kyai Dahlan sering menyebut kata progresif dalam bahasa Jawa. Dalam pidato pembukaan tertulis, ada istilah pemimpin dan pemimpin kemajuan Islam,” ujar Haedar.
“Pidato tersebut menunjukkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan berharap agar umat Muhammadiyah menjadi pemimpin kemajuan Islam karena Islam sebenarnya telah membawa kemajuan peradaban,” imbuhnya.
Haedar melanjutkan, kata kemajuan juga terdapat pada kertas-kertas di perpustakaan kantor (majalah Suara Muhammadiyah), salah satunya tentang akidah dan cita-cita hidup Muhammadiyah ke depan.
Dalam tulisan ini disebutkan bahwa salah satu ciri masyarakat Islam yang sejati adalah kemajuan.
“Akhirnya kata maju, maju, maju, telah dilekatkan pada kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah. Sehingga legitimasi jejaknya ada di Muhammadiyah. Muhammadiyah lahir sebagai Islam Berkemajuan,” ujar Haedar.