liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Jarang Orang Tahu, Ternyata Jenderal AD Ini yang Populerkan Istilah Post Power Syndrome

Jarang Orang Tahu, Ternyata Jenderal AD Ini yang Populerkan Istilah Post Power Syndrome

memuat…

Istilah post-power syndrome sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tak disangka, istilah ini dipopulerkan oleh Panglima Angkatan Darat ke-12 Jenderal Raden Widodo. Foto/Disjarahad

JAKARTA – Istilah post power syndrome memang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Tapi, tahukah kamu bahwa yang mempopulerkan kata-kata tersebut di Indonesia adalah seorang jenderal papan atas Tentara Indonesia ?

Sosok itu adalah Jenderal TNI Almarhum Raden Widodo . Prajurit lulusan pendidikan Pembela Tanah Air atau Peta (Gunjin Kyoren) di Bogor pernah menjabat Pangdam VII/Diponegoro (1970-1973), Panglima Kowilhan I/Sumatera (1973-1974), Panglima Kowilhan II/Jawa. , Bali dan Nusa Tenggara (1973-1974). 1974-1977) dan puncaknya sebagai Panglima Angkatan Darat atau KSAD periode 1 Januari 1978-30 April 1980.

Terlahir dari keluarga bangsawan, tak banyak yang mengira Widodo akan menjadi jenderal bintang empat. Maklum, ada masa di mana kariernya sangat lamban. Selama tidak kurang dari 11 tahun dari tahun 1945 sampai 1956 ia harus berpangkat kapten.

Pada tahun 1957, anak kedua pasangan RM Taruno Hartono dan RAJ Rukmiati ini berkesempatan belajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat atau SSKD (sekarang biasa disebut Seskoad). Setelah itu ia didapuk sebagai instruktur di lembaga pendidikan perwira Angkatan Darat.

“Beliau menjabat selama 8 tahun dari tahun 1957 hingga 1963. Di antara yang dia ajar adalah mantan panglimanya, Soeharto,” kata David Jenkins dalam buku ‘Suharto dan Barisan Umum Orde Baru: Rezim Militer Indonesia 1975-1983’ , dikutip Rabu (24/5/2023).

Dari sana, kariernya perlahan terus menanjak. Prajurit yang mengenyam pendidikan menyeluruh dan disiplin di Fort Benning, Amerika Serikat itu berturut-turut dipercaya sebagai Pangdam III/17 Agustus, Pangdam Diponegoro, Pangdam I, dan Pangdam Dua. Setelah itu ia dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI Makmun Murod.

“Dengan diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat, berarti karir Letjen Widodo sudah naik ke jenjang tertinggi di TNI Angkatan Darat. Konsekuensi logisnya, tanggung jawab lebih berat lagi,” tulis Dinas Sejarah Angkatan Darat dalam buku biografi ‘Jenderal TNI R Widodo, Potret Pengabdian Prajurit Kepada Bangsa’.

Jenderal TNI Widodo menerima ucapan selamat atas pengangkatannya sebagai Panglima Angkatan Darat. Foto/Khastara Perpustakaan Nasional Indonesia

Sindrom PostPower