memuat…
Kasus flu burung di Indonesia ditemukan di dua wilayah, yakni Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. Meski penularannya masih pada hewan, pemerintah diminta tanggap serius terhadap kasus ini. Foto/Ilustrasi/Doc.Sindonews
JAKARTA – Kasus flu burung di Indonesia telah ditemukan di dua daerah yaitu Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. Meski penularannya masih pada hewan, pemerintah diminta tanggap serius terhadap kasus ini.
Bahkan, Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengingatkan pemerintah harus selalu mewaspadai ancaman virus flu burung ini.
“Jika flu burung versi H5N1 beredar, memiliki kemampuan menginfeksi manusia, penularannya akan sangat cepat, apalagi pada manusia tidak ada kekebalan,” kata Dicky Budiman baru-baru ini.
“(Kalau memang virusnya menyerang manusia), tapi belum ada kekebalan, flu burung berpotensi menimbulkan wabah baru,” imbuhnya.
Diketahui, kasus flu burung pada hewan yang ditemukan di Kalimantan Selatan, tepatnya di peternakan bebek peking komersial, bahkan dianggap mutasi baru H5N1, yakni H5N1 clade 2.3.4.4b. Sedangkan kasus flu burung di Cimahi, Jawa Barat dilaporkan sebagai subtipe virus H5 dan H7.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan, sejauh ini belum ada kasus flu burung yang menular ke manusia.
“Kasus ini masih pada hewan. (Kasus) pada manusia belum ada yang dilaporkan,” ujar Siti Nadia kepada awak media, belum lama ini.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kasus ini. Jangan sampai kasus Covid-19 yang awalnya tidak cepat ditangani, juga terjadi pada kasus flu burung ini.
“Jangan lengah dan terlambat. Kita harus belajar dari Covid-19 agar cepat menangani penemuan kasus penyakit,” kata Edy dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Senin (6/3/2023).