memuat…
Kepala Divisi Hukum Internal DPP Partai Perindo Christophorus Taufik meminta pemerintah segera menyiapkan aturan penggunaan aplikasi berbasis kecerdasan buatan. Foto/dokumen. SINDOnews
JAKARTA – Kepala Divisi Hukum Internal DPP Partai Perindo Christophorus Taufik meminta pemerintah segera menyiapkan regulasi penggunaan aplikasi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Ini terjadi setelah AI Godfather Geoffrey Hinton mengundurkan diri dari Google dan mengungkapkan potensi bahaya kecerdasan buatan.
“Sudah saatnya pemerintah melalui kementerian terkait mulai menyiapkan regulasi yang dianggap perlu dalam mengatur penggunaan berbagai aplikasi berbasis AI seperti ChatGPT,” ujar Chris yang dikutip pada Sabtu (6/5/2023).
Partai Perindo yang dikenal peduli terhadap rakyat jelata, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, dan untuk Indonesia yang sejahtera, menilai perkembangan AI di Indonesia harus menjadi perhatian, salah satunya penggunaannya yang meluas. . dari ChatGPT.
“ChatGPT adalah salah satu model bahasa tercanggih yang awalnya dikembangkan oleh openAI. Sekarang kita bisa menulis artikel dengan cepat, bahkan yang saya dengar sudah dilakukan pembuatan tesis dengan menggunakan teknologi, hasilnya lebih bagus daripada yang dibuat manual oleh manusia,” ujar Chris.
Politisi Partai Perindo–yang ditetapkan KPU sebagai nomor urut 16 pada surat suara Pemilu 2024–mengatakan, jika lemahnya pengawasan terhadap penggunaan aplikasi berbasis AI, berpotensi menyebabkan tingginya angka pengangguran karena manusia sumber daya tidak dapat bersaing dengan mesin. .
“Sepertinya teknologi ini akan terus berkembang semakin canggih untuk membantu manusia di satu sisi. Sementara di sisi lain juga berpotensi menggerus berbagai sektor pekerjaan, bahkan berpotensi menghasilkan karya ilmiah yang memukau namun artifisial. bekerja,” kata Chris.
Sebelumnya, AI God Father Geoffrey Hinton menyatakan bahwa apa yang dia kembangkan sebelumnya berpotensi menimbulkan bahaya yang serius. Itu juga membuatnya meninggalkan Google.
“Lihatlah bagaimana lima tahun lalu dan sekarang. Ambil perbedaannya dan sebarkan ke depan. Menakutkan,” ujar Hinton kepada The New York Times, dilansir Selasa (2/5/2023).
Hinton mengatakan bahwa saat ini perusahaan berlomba-lomba menggunakan sistem AI yang kuat yang berpotensi menjadi semakin berbahaya.
Google dan raksasa teknologi lainnya telah terlibat dalam kompetisi yang menurut Hinton tidak mungkin dihentikan, seperti dilansir TechSpot, Selasa (2/5/2023).
“Sebenarnya saya pergi agar saya bisa berbicara tentang bahaya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana pengaruhnya terhadap Google. Google telah bertindak sangat bertanggung jawab,” tulis Hinton di akun Twitter pribadinya @geoffreyhinton.
(uh)