memuat…
Raksasa teknologi asal Jepang, Sony siap mengalokasikan dana sebesar USD 2,13 miliar atau setara Rp 31,9 triliun untuk pengembangan game baru tahun ini. Foto/Sony/Endgadget
TOKYO – Raksasa teknologi Jepang Sony siap mengeluarkan dana sebesar USD 2,13 miliar atau setara Rp 31,9 triliun untuk pengembangan game baru tahun ini. Sony diharapkan untuk mengembangkan game bergaya Fortnite dan realitas campuran.
Dikutip dari laman Engadget, Jumat (14/7/2023), biaya pengembangan game ini 40% lebih besar dari biaya keseluruhan perusahaan. Artinya, biaya yang dikeluarkan menjadi dua kali lipat dari yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2020.
Investasi besar ini dilakukan oleh Sony untuk lebih bersaing dalam game cloud dan VR, terutama jika akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft berlanjut. Dalam hal ini Sony sepertinya sedang memperbarui game-game populer seperti God of War dan Horizon Zero Dawn.
Alih-alih mengembangkan satu game dan beralih ke game berikutnya, perusahaan memilih untuk membuat game yang dapat diperbarui seiring waktu. Ini termasuk menghasilkan pendapatan dengan konten baru seperti peta musiman, skin, dan senjata seperti di game Overwatch dan League of Legends.
Untuk itu, Sony berencana menghabiskan 55% pengembangan game PS5 untuk game layanan langsung pada Maret 2024, dan 60% pada Maret 2026. “Perusahaan berencana menggunakan akuisisi Bungie untuk mencapai tujuan tersebut,” tulis Engadget.
Microsoft ingin mengakuisisi Activision Blizzard, yang akan memberikannya akses ke portofolio game seperti World of Warcraft, Call of Duty, dan Destiny 2. Microsoft juga memimpin dalam live streaming game dengan Xbox Cloud Gaming.
Sony tampaknya ingin berinvestasi lebih banyak dalam apa yang disebut metaverse dengan meningkatkan pengembangan augmented reality. Langkah tersebut adalah menggabungkan sumber daya dari sembilan studio game luar negeri yang dimilikinya.
Investasi yang meningkat ini menggarisbawahi pentingnya game untuk keseluruhan portofolio Sony. Ini juga menunjukkan bahwa Sony menyadari perlu beradaptasi dengan fakta bahwa pengembangan game telah bergeser dari model tradisional ke model yang lebih modern.
(jaring)